Jumat, 05 Desember 2014

Q&A part 1

Gimana sih kriteria suami idaman lu? Udah pernah nemu belum?
Ini pertanyaan udah lama banget dan questions sejenis juga lumayan banyak yang masuk. Sempet dijawab, terus gue delete dengan niat bakal gue jawab lagi di lain kesempatan. Gue coba re-answer sekarang yaa.

Gue pengen banget punya suami yang sholeh. Takut pada Allah, meneladani Rasulullah, dan mengamalkan Al-Qur’an & As-sunah dengan baik. Ini gak bisa ditawar, syarat mutlak. Gue tipe perempuan yang mau dan senang dibimbing atau diarahkan, jadi gue butuh suami yang mampu membimbing gue menjadi sebaik-baik perhiasan dunia miliknya dan mampu menuntun gue menuju Jannah bersamanya. Itu aja sih intinya. Kalau syarat “langitan” sudah terpenuhi, insyaaAllah kebaikan lainnya akan mengikuti ^^

Sebenernya, gue termasuk tipe yang pemilih banget. Cos it’s once for a lifetime, right?

Gue pengen punya suami yang rajin sholat fardhu berjama’ah di masjid. Nah ini dia kenapa gue nyari suami yang pekerjaannya fleksibel karena gue juga mau suami gue punya waktu untuk qiyamul lail, sholat dhuha, dan tilawah bareng gue setiap hari. Gue mau punya suami yang berpikir dan bersikap dewasa karena ia tak hanya harus menjadi suami siaga, tapi juga  harus mampu menjadi Ayah yang terbaik bagi anak-anak gue nanti. Gue gak butuh suami dengan jabatan tinggi, cukup memiliki kewibawaan dan kharisma.Gue mau punya suami yang paling dermawan untuk bersedekah, makanya suami gue harus sejahtera karena ia pandai dan giat mencari rizki untuk menafkahi keluarganya hehe. Tapi tetap tawadhu meskipun rizki melimpah. Gue tipe perempuan yang suka banget kalau lagi dicemburuin, makanya gue berharap banget suami gue bakal protektif banget dan romantis dan bahkan nyuruh gue jadi ibu rumah tangga aja atau boleh kerja asal gak keluar rumah. Gue orangnya manja banget, jadi gue butuh suami yang sabar dan pengertian. Bagi gue, hal terpenting untuk keharmonisan sebuah hubungan adalah komunikasi. So, gue mau suami gue nanti percaya untuk terbuka dan jujur ke gue tentang apapun. Gue suka banget jalan-jalan, makanya gue pengen banget punya suami yang hobi traveling juga. Kan seru kalau bisa sering honeymoon sekalian menjelajahi tempat baru hehe. Suara gue fals dan gak bisa alat musik, tapi gue pengen banget punya suami yang suaranya enak didenger, apalagi kalau lagi tilawah, dan minimal bisa main gitar lah. Gue bukan atlet, tapi gue pengen punya suami yang senang olah raga, minimal bisa renang. Yaa, gue  gak suka cowok berotot kaya Ade Rai juga sih.
Secara fisik? Lebih tinggi dari gue, wajah dan penampilannya enak diliat dan lelaki berjenggot itu ketampanannya meningkat 1000% di mata gue haha. Gue gak suka banget sama cowok perokok, apalagi sampe berani minum minuman keras, pengguna narkoba atau bahkan seks bebas hiiiiiiiiiii. Gue perempuan yang egois banget, gak bisa berbagi suami, makanya gue butuh suami yang setia dan gak berniat poligami

The last, but not least, mau sesempurna apapun ia, kalau tak bisa menberi rasa nyaman dan aman, tak aka nada guna ^^

Gue beberapa kali pernah mengira bahwa gue telah menemukan “suami idaman” gue, tapi sampai saat ini belum ada yang bener-bener pas di hati. Mohon do’anya agar gue segera dipertemukan dengan jodohnya yaa haha aamiin.



Berhijab syar’i gak takut seret jodoh?

Engga! Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Jodoh dan maut sudah tertulis di lauhul mahfuz bahkan sebelum manusia terlahir ke dunia. Berhijab sesuai syariat adalah kewajiban sebagai seorang muslimah, jadi kenapa harus takut? Justru dengan berhijab syar’i, lelaki yang “datang menghampiri” pun menjadi lebih tersaring. Lelaki yang baik untuk perempuan yang baik, begitupun sebaliknya. Jadi, tak sembarang lelaki berani datang melamar seorang wanita yang berusaha taat kepada Tuhannya. Menurut logika saya sih gitu, hehe ^^



Pelajaran berharga dari mantan?

Gue harus bisa lebih tegas mengambil keputusan dan memengang teguh prinsip. Gue juga harus lebih peka karena gak semua yang intens komunikasi sama gue tuh niatnya cuma jadi temen atau sahabat aja. Beberapa justru berharap lebih. Semuanya akan sangat berubah ketika mereka menyatakan perasaannya alias nembak. Tadinya kita akrab banget, bisa jadi canggung banget. Dan… gue paling benci kondisi itu.



Kenapa pengen nikah muda? Kuliahnya gimana?

Gelar sarjana bukan salah satu syarat seseorang dapat menikah, apalagi syarat sahnya suatu pernikahan. Kalau jodohnya datang sebelum sarjana, yaa saya mengikuti keinginan suami nantinya. Kalau masih boleh lanjut kuliah, yaa lanjut. Kalau engga juga gak masalah.

Gue pengen nikah muda karena no one knows the future but Allah. Gue gak tau kalau gue masih punya kesempatan jadi tua atau engga. Niat baik harus disegerakan.

Cita-cita gue bukan jadi perempuan terkaya dengan gelar pendidikan tertinggi di dunia. Cita-cita gue sederhana, gue cuma pengen memiliki kesempatan untuk berusaha menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia (istri yang sholehah) dan telapak kaki gue menjadi pintu surga bagi anak-anak yang sholeh/sholehah, yang kelak akan mendo’akan gue setelah gue meninggal dan menjadi syafaat di akhirat nanti, aamiin. Gue tau, cita-cita sederhana gue itu susaaah banget diraih. Makanya, semakin muda gue menikah, semakin banyak waktu atau kesempatan yang gue miliki untuk belajar dan berusaha meraihnya.

Eiiits, pengen nikah muda bukan berarti gak memilih yaa. Selain memilih yang terbaik, gue juga memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik. Jodoh kita adalah cermin diri kita sendiri. Semakin pengen nikah muda, seharusnya semakin semangat memperbaiki diri hehe
Menurut gue, nikah muda membawa keberkahan dan kebahagiaan luar bisa. MasyaaAllah. Sedangkan pacaran selagi muda hanya penuh maksiat dan membawa petaka. Naudzubillah.

Gue pengen nikah muda karena gue gak sabar untuk mencintai dan dicintai karena Allah. Gue gak sabar punya pasangan hidup yang saling mengingatkan kepada Allah dan hari setelah kematian. Gue gak sabar punya kekasih yang halal, bebas melakukan apapun, bahkan semua akan dinilai sebagai ibadah. Gue gak sabar untuk belajar dan berusaha melakukan beberapa aktivitas mengagumkan seperti; saling membangunkan untuk qiyamul lail, tilawah bareng, menyiapkan sarapan dan bekal, menyiapkan pakaian, cium tangan suami dan dicium kening oleh suami ketika akan berpisah atau baru bertemu, menjaga harta  suami (beberes rumah dan mengurus pekerjaan rumah tangga)ketika ia tak di rumah, bergandengan tangan ketika berpergian, berhias diri untuk menyenangkan hatinya, bercanda bersama, berantem mesra yang akhirnya malah bikin kita makin dekat, dan berbagai aktivitas menyenangkan lainnya sebagai seorang istri dan ibu muda nantinya. InsyaaAllah.
Gue tau, kehidupan rumah tangga emang gak mudah. Tapi kalau niatnya karena ibadah dan benar-benar ikhlas karena Allah, insyaaAllah bahagia dunia dan akhirat hehe aaamiiin.

Do’ain yaaa!!! ^^



Mau maharnya apa?

Sebaik-baik wanita adalah yang meminta mahar paling sedikit, dan sebaik-baik lelaki adalah yang memberi mahar paling banyak. Jadi, gue cukup minta sebuah Al-Qur’an sebagai mahar. Harapannya, gue bisa makin semangat membaca surat cinta-Nya, mengingat ia pun tanda cinta dari yang mencintaiku karenaNya hehe. Yaa, tapi kalau ia mau memberikan yang lebih dari itu sih dengan senang hati akan diterima hahaha :P



Terakhir untuk posting kali ini deh,
Lah kalau lu gak mau pacaran, gimana dong kalau gue mau lu jadi istri gue, tapi gue belum siap menikah?

Jangan pernah berhenti berdo’a dan memperbaiki diri. Tulang rusuk tak mungkin tertukar, dan jodoh pasti bertemu. Kita cukup bertemu dalam do’a, saling menjaga melalui do’a. Seandainya kita bukan jodoh, gue yakin, jodoh lu pasti lebih baik dari gue dan … beruntung bisa berjodoh sama lu. Good luck! :’)

Udah ah, segitu dulu. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kamu yang selalu memperhatikanku dari jauh, yang selalu menyebut namaku dalam setiap do’amu, yang sedang berjuang menghalalkanku.

Dari aku,
Yang berterima kasih untuk ketulusan cintamu.



*Agak jijik ini sebenernya hahaha*


Ini kalau ada yang masih belum jelas, tanyain aja lagi. Paling dibalesnya agak lama. Nunggu mood nulis dulu haha :D