Gimana sih kriteria suami idaman lu? Udah pernah nemu belum?
Ini pertanyaan udah lama banget dan questions sejenis juga
lumayan banyak yang masuk. Sempet dijawab, terus gue delete dengan niat bakal
gue jawab lagi di lain kesempatan. Gue coba re-answer sekarang yaa.
Gue pengen banget punya suami yang sholeh. Takut pada Allah,
meneladani Rasulullah, dan mengamalkan Al-Qur’an & As-sunah dengan baik.
Ini gak bisa ditawar, syarat mutlak. Gue tipe perempuan yang mau dan senang
dibimbing atau diarahkan, jadi gue butuh suami yang mampu membimbing gue menjadi sebaik-baik
perhiasan dunia miliknya dan mampu menuntun gue menuju Jannah bersamanya. Itu aja sih intinya. Kalau syarat “langitan” sudah
terpenuhi, insyaaAllah kebaikan lainnya akan mengikuti ^^
Sebenernya, gue termasuk tipe yang pemilih banget. Cos it’s once for a lifetime, right?
Gue pengen punya suami yang rajin sholat fardhu berjama’ah di masjid.
Nah ini dia kenapa gue nyari suami yang pekerjaannya fleksibel karena gue juga mau suami
gue punya waktu
untuk qiyamul lail, sholat dhuha, dan tilawah bareng gue setiap hari.
Gue mau punya suami yang berpikir dan bersikap dewasa karena ia tak hanya harus menjadi suami
siaga, tapi juga harus mampu menjadi
Ayah yang terbaik bagi anak-anak gue nanti. Gue gak butuh suami
dengan jabatan tinggi, cukup memiliki kewibawaan dan kharisma.Gue mau punya suami yang paling dermawan
untuk bersedekah, makanya suami gue harus sejahtera karena ia pandai dan giat
mencari rizki untuk menafkahi keluarganya hehe. Tapi tetap tawadhu meskipun rizki melimpah. Gue tipe perempuan yang suka banget
kalau lagi dicemburuin, makanya gue berharap banget suami gue bakal protektif banget
dan romantis dan bahkan nyuruh gue jadi ibu rumah tangga aja atau boleh kerja asal
gak keluar rumah. Gue orangnya manja banget, jadi gue butuh
suami yang sabar
dan
pengertian. Bagi gue, hal terpenting untuk keharmonisan sebuah
hubungan adalah komunikasi. So, gue
mau suami gue nanti percaya untuk terbuka dan jujur ke gue tentang apapun.
Gue suka banget jalan-jalan, makanya gue pengen banget punya suami yang hobi traveling juga. Kan seru kalau bisa sering honeymoon sekalian menjelajahi tempat
baru hehe. Suara gue fals dan gak bisa alat musik, tapi gue pengen banget punya
suami yang suaranya enak didenger, apalagi kalau lagi tilawah, dan minimal bisa main gitar lah. Gue bukan atlet, tapi gue
pengen punya suami yang senang olah raga, minimal bisa renang. Yaa,
gue gak suka cowok berotot kaya Ade
Rai juga sih.
Secara fisik?
Lebih
tinggi dari gue, wajah dan penampilannya enak diliat dan lelaki berjenggot itu ketampanannya meningkat 1000% di mata gue haha. Gue gak
suka banget sama cowok perokok, apalagi sampe berani minum minuman keras,
pengguna narkoba atau bahkan seks bebas hiiiiiiiiiii. Gue perempuan yang egois
banget, gak bisa berbagi suami, makanya
gue butuh suami yang setia dan gak berniat poligami
The last, but not least, mau sesempurna apapun ia, kalau tak bisa menberi rasa
nyaman dan aman, tak aka
nada guna ^^
Gue beberapa kali pernah mengira bahwa gue telah menemukan “suami
idaman” gue, tapi sampai saat ini belum ada yang bener-bener pas di hati. Mohon
do’anya agar gue segera dipertemukan dengan jodohnya yaa haha aamiin.
Berhijab syar’i gak takut seret jodoh?
Engga! Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.
Jodoh dan maut sudah tertulis di lauhul mahfuz bahkan sebelum manusia terlahir
ke dunia. Berhijab sesuai syariat adalah kewajiban sebagai seorang muslimah, jadi
kenapa harus takut? Justru dengan berhijab syar’i, lelaki yang “datang
menghampiri” pun menjadi lebih tersaring. Lelaki yang baik untuk perempuan yang
baik, begitupun sebaliknya. Jadi, tak sembarang lelaki berani datang melamar
seorang wanita yang berusaha taat kepada Tuhannya. Menurut logika saya sih
gitu, hehe ^^
Pelajaran berharga dari mantan?
Gue harus bisa lebih tegas
mengambil keputusan dan memengang teguh prinsip. Gue juga harus lebih peka karena gak semua yang
intens komunikasi sama gue tuh niatnya cuma jadi temen atau sahabat aja. Beberapa
justru berharap lebih. Semuanya akan sangat berubah ketika mereka menyatakan
perasaannya alias nembak. Tadinya kita akrab banget, bisa jadi canggung
banget. Dan… gue paling benci kondisi itu.
Kenapa pengen nikah muda? Kuliahnya gimana?
Gelar sarjana bukan salah satu syarat seseorang dapat
menikah, apalagi syarat sahnya suatu pernikahan. Kalau jodohnya datang sebelum
sarjana, yaa saya mengikuti keinginan suami nantinya. Kalau masih boleh lanjut
kuliah, yaa lanjut. Kalau engga juga gak masalah.
Gue pengen nikah muda karena no one knows the future but
Allah. Gue gak tau kalau gue masih punya kesempatan jadi tua atau engga.
Niat baik harus disegerakan.
Cita-cita gue bukan jadi perempuan terkaya dengan gelar
pendidikan tertinggi di dunia. Cita-cita gue sederhana, gue cuma pengen memiliki
kesempatan untuk berusaha menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia (istri yang
sholehah) dan telapak kaki gue menjadi pintu surga bagi anak-anak yang
sholeh/sholehah, yang kelak akan mendo’akan gue setelah gue meninggal dan
menjadi syafaat di akhirat nanti, aamiin. Gue tau, cita-cita sederhana gue itu
susaaah banget diraih. Makanya, semakin muda gue menikah, semakin banyak waktu
atau kesempatan yang gue miliki untuk belajar dan berusaha meraihnya.
Eiiits, pengen nikah muda bukan berarti gak memilih yaa.
Selain memilih yang terbaik, gue juga memantaskan diri untuk mendapatkan yang
terbaik. Jodoh kita adalah cermin diri kita sendiri. Semakin pengen nikah muda,
seharusnya semakin semangat memperbaiki diri hehe
Menurut gue, nikah muda membawa keberkahan dan kebahagiaan
luar bisa. MasyaaAllah. Sedangkan pacaran selagi muda hanya penuh maksiat dan
membawa petaka. Naudzubillah.
Gue pengen nikah muda karena gue gak sabar untuk mencintai
dan dicintai karena Allah. Gue gak sabar punya pasangan hidup yang saling
mengingatkan kepada Allah dan hari setelah kematian. Gue gak sabar punya
kekasih yang halal, bebas melakukan apapun, bahkan semua akan dinilai sebagai
ibadah. Gue gak sabar untuk belajar dan berusaha melakukan beberapa aktivitas
mengagumkan seperti; saling membangunkan untuk qiyamul lail, tilawah bareng,
menyiapkan sarapan dan bekal, menyiapkan pakaian, cium tangan suami dan dicium
kening oleh suami ketika akan berpisah atau baru bertemu, menjaga harta suami (beberes rumah dan mengurus pekerjaan
rumah tangga)ketika ia tak di rumah, bergandengan tangan ketika berpergian,
berhias diri untuk menyenangkan hatinya, bercanda bersama, berantem mesra yang
akhirnya malah bikin kita makin dekat, dan berbagai aktivitas menyenangkan
lainnya sebagai seorang istri dan ibu muda nantinya. InsyaaAllah.
Gue tau, kehidupan rumah tangga emang gak mudah. Tapi kalau
niatnya karena ibadah dan benar-benar ikhlas karena Allah, insyaaAllah bahagia
dunia dan akhirat hehe aaamiiin.
Do’ain yaaa!!! ^^
Mau maharnya apa?
Sebaik-baik wanita adalah yang meminta
mahar paling sedikit, dan sebaik-baik lelaki adalah yang memberi mahar paling
banyak. Jadi, gue
cukup minta sebuah Al-Qur’an sebagai mahar. Harapannya, gue bisa makin semangat
membaca surat cinta-Nya, mengingat ia pun tanda cinta dari yang mencintaiku
karenaNya hehe. Yaa, tapi kalau ia mau memberikan yang lebih dari itu sih
dengan senang hati akan diterima hahaha :P
Terakhir untuk
posting kali ini deh,
Lah kalau lu gak mau pacaran, gimana dong kalau gue mau lu jadi istri
gue, tapi gue belum siap menikah?
Jangan pernah berhenti berdo’a dan memperbaiki diri. Tulang rusuk tak mungkin tertukar, dan jodoh pasti bertemu. Kita cukup bertemu
dalam do’a, saling menjaga melalui do’a. Seandainya kita bukan jodoh, gue
yakin, jodoh lu pasti lebih baik dari gue dan … beruntung bisa berjodoh sama
lu. Good luck! :’)
Udah ah, segitu dulu. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat
untuk kamu yang selalu memperhatikanku dari jauh, yang selalu menyebut namaku
dalam setiap do’amu, yang sedang berjuang menghalalkanku.
Dari aku,
Yang berterima kasih untuk ketulusan cintamu.
*Agak jijik ini sebenernya hahaha*
Ini kalau ada yang masih belum jelas, tanyain aja lagi. Paling dibalesnya agak lama. Nunggu mood nulis dulu haha :D