Beberapa pekan yang lalu, ketika saya menemani Sabil terapi, ada seorang Ibu yang bertanya "Adiknya sakit apa, mba?". Tanpa rasa malu ataupun minder, saya tersenyum dan menjawab "Down Syndrome, bu". Ibu itu (mungkin) masih asing dengan Sindrom Down dan mencoba menarik kesimpulan sendiri, "Oh, Autis yaa". Sepersekian detik kemudian, secara refleks saya menyangkal kesimpulan beliau, "Down Syndrome berbeda dengan Autis, bu". Kemudian, Ibu itu bertanya lagi, "Apa perbedaannya?". Saya hanya terdiam, mencari jawaban yang pas. Dokter Marina hanya menyampaikan bahwa Down Syndrome berbeda dengan Autis, tapi belum sempat menjelaskan perbedaannya. Beruntung, sebelum saya menjawab, anak ibu tersebut dipanggil masuk ke ruang terapi. Alhamdulillah.
Setelah kejadian tersebut, saya langsung browsing mengenai perbedaan Down Syndrome, Autis dan Idiot. Banyak sekali artikel yang menjelaskannya. Kini, saya mencoba merangkumnya kembali menjadi sebuah tulisan. Semoga bermanfaat.
Pada tulisan sebelumnya, saya sudah merangkum beberapa hal mengenai Down Syndrome. Boleh ditengok tulisannya, hehehehehe
Secara lebih singkat, Down Syndrome adalah seseorang yang lahir dengan kelainan kromosom karena faktor genetika. Ciri-ciri fisiknya pun sangat khas dan terlihat jelas. Mereka memiliki bentuk wajah yang sama. Mata yang sipit, hidung yang mungil, mulut yang kecil dan lidah yang sering menjulur keluar. Biasanya diikuti oleh kelemahan fungsi, kelainan, atau kerusakan organ-organ tubuh lainnya. Kasus yang sering ditemui adalah kelainan jantung.
Berbeda dengan Autis, yang terlihat seperti anak-anak normal. Sebagian dari mereka ada yang terlahir dengan kemampuan berpikir yang terlalu jenius, sebagian lagi dengan kemampuan berpikir sangat lambat. Ada beberapa jenis Autis, diantaranya adalah hipoaktif atau mereka memiliki "dunia" mereka sendiri. Lebih senang menyendiri dan tidak menyukai keramaian. Atau ada pula yang hiperaktif, tidak bisa diam dan terus bergerak. Namun seiring bertambahnya usia, perilaku-perilaku tersebut dapat berkurang. Telah banyak metode terapi yang bertujuan untuk menyembuhkan Autis. Diantaranya adalah terapi dengan lumba-lumba. Hal ini membuktikan bahwa Autis dapat disembuhkan.
Adapun Idiot adalah kata yang digunakan untuk orang kekurangan profesional dan tidak berpendidikan. Dulu, ilmu psikologi dan kedokteran menggunakan kata tersebut untuk anak dengan IQ sekitar 20. Namun saat ini, kata Idiot sudah tidak digunakan lagi, baik dalam dunia psikologi ataupun kedokteran.
Begitulah ringkasan yang dapat saya tulis. Semoga dapat dipahami, yaa. hehehe.
Mungkin beberapa pembaca bertanya, "Ngapain sih nulis tentang Down Syndrome mulu, bil?". Mungkin juga ada yang berkomentar, "Lebay banget sih, bil. Selain lu, masih banyak yang punya ade DS, tapi gak lebay tuh.".
InsyaAllah tujuan saya menulis beberapa tulisan mengenai Down Syndrome adalah agar lebih banyak teman-teman pembaca yang dapat melihat lebih luas kebesaran Allah (SWT) yang Maha Agung. Tak sanggup akal pikiran saya membayangkan Maha Kuasa-NYA yang mampu menciptakan makhluk dengan keunikan, kelebihan dan kekurangan masing-masing, beserta dengan tujuan penciptaannya.
Sejak saya mulai mencari tahu sedikit-banyak mengenai DS atau Autis, saya semakin disadarkan Allah untuk senantiasa bersyukur. Bersyukur dengan apapun yang Allah titipkan pada diri saya. Bahkan bersyukur dengan hal-hal kecil yang nyaris lupa saya syukuri sebelumnya, seperti Alhamdulillah jari tangan saya lengkap. Ada ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Dan nikmat-nikmat Allah yang tak terhitung jumlahnya. Subhanallah. Allahuakbar! :')
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
- (Q.S. Ar-rahman: 13) -