Sudah banyak yang mengetahui beberapa penggal cerita saya dengan sapi. Dulu, saya selalu menganggap dia sebagai Sapider-Man yang Allah ciptakan untuk menemani hidup saya. Tapi setelah peristiwa itu, saya sadar bahwa ia hanyalah Psycho-Man yang Allah ciptakan untuk mengajarkan saya menjalani hidup dalam sebuah keikhlasan.
Jujur, gak mudah emang untuk mengikhlaskan setiap momen cerita yang kami lalui selama lebih dari 3 tahun itu. Mulai dari Mantarena-Dadali, Dramaga-Dadali, sampe ke Dramaga-BudiAgung. Mulai dari panggilan formal, panggilan normal, sampe panggilan abnormal. Emang komunikasi cuma lewat handphone (gak pernah berani ngobrol langsung), tapi kan tetep aja... ah sudahlah.
Saya sudah bisa bertahan di kamar tanpa sekotak tissue lagi. Tapi saya belum sanggup melenyapkan getaran aneh saat berpapasan dengannya. Karenanya, saya selalu menghindar dari setiap kegiatan yg memungkinkan saya bertemu dengannya.
Sudah ada beberapa makhluk sejenisnya yg mencoba untuk menggantikannya. Percuma, karena saya telah menutup diri. Sejak kesalahan saya bersama sapi, saya ingin hanya membuka diri kepada suami saya. Hanya suami saya yang berhak menuntun saya menuju surga-Nya.
Melalui tulisan ini, saya berjanji pada diri sendiri untuk berusaha menjaga diri, memperbaiki diri, dan memantaskan diri. Saya berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak akan pernah mengulangi kesalahan saya lagi. Saya berjanji...
Semoga Allah menguatkan langkah saya dan menjadikan saya istiqomah memegang janji ini... aamiin.
Oiya, minal aidzin wal faidzin yaa mohon maaf lahir dan batin.
Saya harap momen Idul Fitri ini bisa mendamaikan perang dingin yang terjadi di antara kita, kak. Saya do'akan agar di Idul Fitri selanjutnya kk sudah beristri.
Selamat tinggal Sapi (Kak Sfrl Gsprtm :)