Sabtu, 07 Juli 2012

Mengikhlaskan Bukan Melupakan

Assalamu’alaykum warrahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah nih bisa posting lagi. Sudah tepat setengah tahun dari posting pertama yaa hehe.

   Oya, blog ini judulnya kan “Nabila’s Diary”, yaa berarti isinya semua tentang catatan harian dan curahan hati aku. Disini aku akan terbuka menceritakan semua, tanpa khawatir membuat risih orang lain (ceritanya nyindir yang hobby curhat di social network). Walaupun hanya sekedar curhatan remaja labil sepertiku, aku berharap semoga semua posting di blog ini bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian.

   Kira-kira sudah sebulan terakhir ini aku galau. Bukan galau biasa, ini akumulasi galau tiga tahun terakhir. Apalagi kalau bukan masalah perasaan. Jujur aja nih, aku baru saja patah hati </3 hikshiks. Wes tunggu dulu, patah hatinya bukan karena putus pacaran atau masalah cinta bertepuk sebelah tangan. Serupa tapi tak sama. Aku punya hubungan luar biasa dengan kakak senior (lirik posting sebelumnya). Bukan pacaran, hanya dekat. Kita panggil saja beliau dengan “Mas Sapi”. Yap, Mas Sapi sedang di luar kota untuk menjalani kegiatan kampus. Baru kembali ke Bogor setelah Idul Fitri tahun ini.

   Aku tahu kabar keberangkatannya langsung darinya. Tapi dia sama sekali tidak mengucapkan kalimat perpisahan apapun. Semalam sebelum keberangkatannya, kami sempat chatting via Facebook. Kurang lebih isi percakapannya seperti ini…

Aku: Why you no say goodbye to me?
Mas Sapi: I think it’s different. No goodbye, but see you later.
   MashaAllah,  kalimatnya sederhana tapi mampu meluluhkan hati. Setelah percakapan itu kami belum pernah komunikasi lagi hingga sekarang. Selama itu aku mempersiapkan hati untuk kemungkinan terburuk. Saat ini Mas Sapi sudah memasuki semester akhir dan akan segera  berkutat dengan skripsi. Setelah lulus dan mapan, beliau pasti akan segera menikah. Mungkin bukan denganku. Beliau pasti akan berpikir seribu kali untuk tetap menunggu aku menyelesaikan pendidikan yang kurang lebih masih 8-10 tahun lagi. Sedangkan saat ini beliau dikelilingi wanita shalihah yang mungkin siap menikah dalam waktu dekat. Ah aku belum sanggup memikirkan pernikahan, belum waktunya. Baru tahun lalu aku menerima ijazah SMP.

   Bermula dari pemikiranku itu, aku terus mempersiapkan hati untuk siap bila suatu saat aku ‘ditinggalkan’. Kini aku berusaha melupakan Mas Sapi. Tapi semakin berusaha dilupakan, maka semakin kuat dalam ingatan. Apalagi kalimat sederhananya yang mampu meluluhkan hati itu sangat sulit dilupakan.

   Untuk sahabat sekalian yang sama-sama sedang galau. Sudah, jangan paksa diri untuk melupakan seseorang yang pernah istimewa untuk kita, berusahalah mengikhlaskannya bahagia dengan apapun pilihannya. Mengikhlaskan bukan berarti melupakan. InshaAllah kalau ikhlas akan dapat pengganti yang lebih baik. Bukan bermaksud menggurui, hanya sekedar sharing. Aku  juga masih belajar untuk siap mengikhlaskannya. Sambil belajar ikhlas, tetap menyibukkan diri dalam hal positif yaa sahabat!

Rizki, jodoh, dan maut itu rahasia Allah. Hanya Allah yang mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Badai pasti berlalu, jangan terlalu berlarut dalam keterpurukan.

Sudah dulu yaa sahabat, still have many things to do. Semoga posting kali ini bermanfaat.

Salam hangat untuk seluruh sahabat teristimewa! ^o^